Sebanyak 12 Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap Senin (15/12) kemarin di Malaysia. Kedua-belas orang ini terdiri dari tiga laki-laki dewasa, empat wanita dewasa dan lima anak-anak yang berasal dari Surabaya, Magetan, Blitar, dan Kutai.
Penangkapan ini dilakukan guna mencegah keberangkatannya ke Suriah, karena dikhawatirkan mereka akan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Selain itu, satu orang diantaranya merupakan mantan napi, M. Sibgotuloh yang pernah terlibat dalam aksi terorisme dengan merampok Bank CIMB Niaga. Hari ini, mereka telah dipindahkan ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Menanggapi hal ini, rencananya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijanto akan membahas hal ini beserta pergerakan kelompok ISIS di Indonesia. “Kepolisian sedang mendalami keterlibatan mereka. Siang ini, akan saya kumpulkan untuk me-review semua yang terjadi di Indonesia,” ujar Tedjo di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2014.
Menurutnya, terdapat ratusan WNI yang terdeteksi akan bergabung dengan ISIS setelah dicurigai berhubungan dengan empat WNA asal Turkistanyang ditangkap pada September lalu, di Poso. Ditengarai kedatangan mereka dalam rangka mengikuti latihan militer dengan kelompok teroris pimpinan Santoso Abu Wardah. Dimana sebelumnya, kelompok ini pernah mendeklarasikan dukungannya kepada ISIS dan melakukan pergerakan mirip ISIS.
Jejak ISIS di Poso berawal saat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah ‘mencium’ pergerakan kelompok teroris pimpinan Santoso pada Agustus 2014. Sebulan kemudian, tepatnya 13 September 2014, Densus 88 berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga terkait ISIS.
“Poso ini kan sudah banyak WNI maupun asing yang masuk di sana. Pak Presiden sudah meminta untuk diantisipasi agar tidak menggangu pembangunan di sana,” ungkap Tedjo.
Sejauh ini menurut Tedjo, terdapat 110 WNA teridentifikasi anggota ISIS yang berada di Poso. Nominal ini tentu sangat menggelisahkan, sehingga Gubernur Sulawesi Tengah dan Bupati setempat meminta bantuan negara untuk menyelesaikan masalah ini.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more